Acetobacter Xylinum adalah salah satu jenis bakteri dengan panjang 2 mikron, berbentuk batang pendek dan memiliki permukaan dinding yang berlendir. Acetobacter Xylinum pada kultur sel masih muda merupakan individu sel yang sendiri-sendiri namun ketika sudah tua, mereka akan membentuk lapisan seperti gelatin yang kokoh dan menutupi sel koloninya. Bakteri ini memiliki kemampuan dalam melakukan oksidasi dari asam asestat menjadi H2O dan CO2. Acetobacter Xylinum mampu mempolimerisasikan glukosa menjadi selulosa. Untuk selanjutnya, selulosa akan membentuk matrik yang dikenal dengan sebutan nata.
Pertumbuhan Acetobacter Xylinum
Acetobacter Xylinum merupakan jenis bakteri yang mengalami pertumbuhan sel. Bakteri ini mengalami beberapa fase mulai dari fase beradaptasi, fase pertumbuhan awal, fase eksponensial, fase pertumbuhan yang lambat, fase pertumbuhan yang tetap, fase menuju kematian dan yang terakhir adalah fase kematian.
- Ketika Acetobacter Xylinum di pindah ke suatu media baru, maka bakteri ini akan melakukan adaptasi terlebih dahulu pada lingkungannya. Fase adaptasi umumnya dicapai dari 0-24 jam sejak inokulasi
- Untuk fase pertumbuhan awal umumnya terjadi dalam beberapa jam saja yang ditandai dengan adanya pembelahan sel berkecepatan rendah. Selanjutnya, ada fase eksponensial yang akan dicapai antara 1-5 hari kedepan.
- Untuk fase eksponensial ini, Acetobacter Xylinum akan mengeluarkan sebanyak – banyaknya enzim ekstraselulerpolimerase. Pengeluaran enzim ini berguna untuk menyusun polimer glukosa menjadi selulosa atau matrik mata. Fase ini menjadi penentu dari kecepatan membentuk nata oleh strain Acetobacter Xylinum.
- Ketika nutrisi berkurang, maka fase pertumbuhan bakteri Acetobacter Xylinum menjadi lambat. Pertumbuhan bakteri Acetobacter Xylinum menjadi lambat karena terdapat metabolik yang bersifat racun. Pada fase ini, pertumbuhan tidak lagi stabil namun jumlah sel yang mati masih lebih sedikit dibanding yang bertahan hidup.
- Fase pertumbuhan tetap pada Acetobacter Xylinum akan terjadi keseimbangan antara sel yang mati dan yang hidup. Pada fase ini juga terjadi produksi nata yang lebih banyak.
- Terjadinya fase kematian merupakan akibat dari nutrisi sudah hampir habis dan ketika nutrisi sudah benar – benar habis maka Acetobacter Xylinum akan mengalami fase kematian.
Acetobacter Xylinum bagi lingkungan
Keberadaan jasad renik, dalam hal ini adalah bakteri, dapat dibedakan menjadi 3 kelompok. Ada bakteri yang menguntungkan bagi manusia, bakteri yang membahayakan serta yang merugikan bagi kehidupan.
- Untuk bakteri yang merugikan, adalah jenis bakteri yang membuat makanan menjadi busuk
- Sementara itu, bakteri yang membahayakan adalah jenis bakteri yang dapat menyebabkan infeksi serta menghasilkan racun
- jenis bakteri yang menguntungkan adalah jenis bakteri yang memberi keuntungan bagi manusia seperti hal sebagai penghasil produk yang berguna.
Acetobacter Xylinum digunakan dalam pembuatan Nata De Coco
Acetobacter Xylinum sendiri merupakan jenis bakteri yang berguna karena dapat membentuk nata. Tidak hanya bakteri Acetobacter Xylinum saja yang merupakan jenis bakteri menguntungkan namun ada juga bakteri asam laktat yang menguntungkan manusia dalam membantu pembuatan yogurt serta asinan.
Seperti yang kita tahu, nata de coco merupakan salah satu jenis minuman yang banyak menjadi favorit. Nata de coco ini memiliki bentuk seperti jelly yang kenyal dengan warna putih bening atau putih susu. Produk ini awalnya diproduksi dari negara Philiphina namun seiring populernya nata de coco, maka negara lain pun banyak yang ikut memproduksinya termasuk di Indonesia. Minuman yang satu ini terbuat dari senyawa selulosa atau dietry fiber. Senyawa ini dihasilkan dari fermentasi air kelapa yang dibantu oleh jasad renik. Fermentasi ini selanjutnya dikenal dengan nama bibit nata. Untuk mendapatkan nata de coco dengan kualitas baik tentu anda membutuhkan media yang baik pula untuk mendukung aktivitas dalam menghasilkan selulosa ekstraseluler atau nata de coco.
Proses pembuatan Nata De Coco :
- Untuk pembuatan nata, air kelapa yang digunakan tidak boleh sembarangan dan harus memenuhi ketetapan standar kualitas pembuatan. Gunakan air kelapa yang telah matang namun tidak terlalu tua atau muda.
- Sebelum dimasukkan bakteri Acetobacter Xylinum, maka penambahan asam cuka, nitrogen dan karbohidrat, diperlukan untuk membuat Acetobacter Xylinum dapat bertahan hidup.
- Asam cuka yang ditamahkan pada air kelapa berperan dalam meningkatkan atau mungkin mengurangi tingkat derajat keasaman. Asam cuka yang baik digunakan adalah asam asetat dengan tingkat keasaman 99, 8 %.
- Pembuatan nata de coco tidak hanya menggunakan air kelapa saja melainkan dapat pula dengan skim santan.
- Terdapatnya kandungan karbohidrat membuat bakteri Acetobacter Xylinum dapat membentuk selulosa pada bahan baku yang satu.
- Selain itu, Acetobacter Xylinum juga dapat menghasilkan selulosa pada bekatul karena terdapat banyak kandungan karbohidrat di dalamnya. Selulosa yang dihasilkan melaui bekatul dapat pula dimanfaatkan dalam pembuatan kertas.
Dengan perkembangan dan penelitian yang semakin maju ini, diharapkan masyarakat kita bisa memanfaatkannya sebaik mungkin. Keberadaan bahan baku bekatul dapat dengan mudah ditemukan di Indonesia, dengan memanfaatkan teknologi sebaik mungkin diharapkan masyarakat dapat menghemat selulosa kayu yang hingga kini banyak digunakan untuk membuat kertas.
Berikut ini sejumlah produk lainnya yang menggunakan bakteri baik untuk proses pembuatannya :