5 Manfaat Oralit Saat Diare – Kesehatan

√ Verified Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Oralit merupakan larutan yang sering digunakan untuk mengatasi masalah diare. Kandungannya berupa Natrium klorida, kalium klorida, glukosa anhidrat, dan natrium bikarbonat. Kita bisa dengan mudah membelinya di apotek-apotek terdekat dengan berbagai merek. Ada juga yang memproduksi oralit dengan tambahan perasa khusus ditujukan bagi anak-anak. Oralit bisa dibuat sendiri dengan cara mencampurkan air dengan gula dan garam. Penderita diare perlu meminum larutan tersebut dan tidak berhenti makan.

Penggunaan Oralit di Dunia

Terapi ini dikembangkan pada pertengahan abad ke 20. Ini membantu menurunkan kematian penderita yang mengalami dehidrasi karena muntah-muntah dan diare. Hal ini terutama terjadi pada wabah kolera yang menyerang anak-anak. Ini menjadi pertanda bahwa kesehatan masyarakat menjadi lebih baik di seluruh dunia. Oralit sendiri merupakan salah satu obat dalam World Health Organization’s list of Essential Medicines.

Sebelum oralit sering digunakan, kebanyakan akan yang meninggal di negara berkembang, meninggal karena diare. Antara tahun 1980 dan 2006, pengenalan oralit untuk menurunkan kematian anak-anak di dunia dari 5 sampai 3 juta anak setiap tahunnya. Bagaimanapun, pada 2008, diare masih menjadi penyakit kedua yang banyak menyebabkan kematian pada anak di bawah lima tahun (17%) setelah pneumonia.

Pembuatan Oralit dan Dosis Oralit

WHO dan UNICEF mengembangkan aturan resmi tentang bagaimana membuat oralit. Tergantung dari material atau bahan yang tersebut. Ada beberapa alternatif untuk pembuatannya. Produk-produk oralit juga dibuat secara komersial baik yang sudah berupa cairan ataupun yang berupa bubuk. Formula oralit menurut WHO/UNICEF yaitu 2,6 gram garam, 2,9 gram trisodium citrate dihydrate, 1,5 gram KCL, 13,5 gram anhydrous glucose untuk satu liter air.

Terapi dasar untuk mengatasi dehidrasi yaitu dengan mencampurkan gula dan garam dalam air. Rasio yang digunakan sebaiknya tepat sehingga dapat optimal walaupun tidak menggunakan bahan yang terlalu lengkap. Rasio untuk membuat oralit dari garam, gula, dan air yaitu:

30 ml gula: 2,5 ml garam : 1 liter air atau 6 sendok teh gula : 0,5 sendok teh garam : 1 quart air

Rehydration Project mengatakan bahwa membuatnya menjadi sedikit lebih ringan yaitu menggunakan lebih dari 1 liter air tidak buruk bagi orang yang sakit. Cairan yang paling baik untuk digunakan sebagai bahan dasar pembuatan oralit yaitu air putih bersih. Namun cairan seperti air beras, air kelapa, yogurt, teh tanpa pemanis, jus tanpa pemanis juga bisa dipakai jika rasanya plain dan air putih bersih tidak tersedia. Air dapat aman dengan klorin atau dengan memasaknya. Oralit harus tetap diberikan meskipun jika air yang tersedia kurang bersih, menghindari dehidrasi lebih penting.

Rasio molar dari gula ke garam harus 1 : 1 dan solusinya harus tidak hyperosmolar. Mayo clinic menyarankan setengah sendok teh garam dan enam sendok teh gula untuk satu liter air. Layanan kesehatan British Columbia menyarankan satu bagian jus buah tanpa gula dicampur dengan empat bagian air putih.

Dosis untuk memakai oralit berdasarkan umur yaitu:

  1. Anak di bawah 1 tahun, 3 jam awal 1,5 gelas dan kemudian ½ gelas setiap habis muntah atau diare.
  2. Anak antara 1 – 5 tahun, 3 jam awal 3 gelas dan kemudian 1 gelas setiap habis muntah atau diare.
  3. Anak 5 – 12 tahun, 3 jam awal 6 gelas dan kemudian 1,5 gelas setiap habis muntah atau diare.
  4. Di atas 12 tahun, 3 jam awal 12 gelas dan kemudian 2 gelas setiap habis muntah atau diare.

Manfaat Oralit dan Penyakit yang Diatasi

Fungsi utama oralit yaitu untuk mengganti cairan tubuh saat kekurangan cairan atau dehidrasi. Kita biasanya mengenal oralit untuk mengatasi masalah diare, namun selain diare ada juga penyakit lain yang dapat diatasi dengan oralit karena menimbulkan dehidrasi. Berikut ini beberapa masalah yang bisa menyebabkan dehidrasi dan bisa ditangani dengan oralit :

1. Diare

Diare merupakan penyakit saat tinja menjadi lembek atau lebih cair, biasanya minimal tiga kali buang air besar dalam sehari. Diare bisa menyebabkan kematian karena cairan tubuh dapat keluar terus-menerus sehingga menyebabkan dehidrasi atau kekurangan cairan. Diare juga sangat berbahaya jika menyerang balita, ini merupakan penyakit yang paling umum menyebabkan kematian pada balita di negara-negara berkembang.

Penyakit diare biasanya disebabkan oleh alergi, kelebihan vitamin C, mengonsumsi makanan asam, pedas, dan bersantan secara berlebih, mengkonsumsi buah-buahan tertentu, dan lain-lain. Pada saat makanan masuk ke sistem pencernaan, cairan yang tidak mencukup diserap usus besar. Usus besar sendiri menyerap air lalu meninggalkan material yang lain sebagai kotoran. Namun jika usus besar mengalami kerusakan maka penyerapan tidak dapat terjadi sehingga kotoran yang keluar merupakan kotoran yang berair.

Diare juga disebabkan oleh infeksi virus dan bakteri. Ini biasanya terjadi pada orang-orang yang tinggal di daerah yang kumuh dan kotor. Makanan dan tempat tinggal yang kurang bersih bisa menyebabkan terkena diare, terutama pada anak-anak. Jika tidak ditangani dengan baik maka bisa menyebabkan dehidrasi. Oleh karena itu oralit bisa menjadi solusi murah saat terjadinya diare. Diare sendiri bisa menjadi gejala dari penyakit lain yang lebih serius, misalnya disentri, botulisme, dan kolera. Radang usus buntu juga bisa menimbulkan gejala diare.

Solusi diare lainnya juga diperoleh dari : 

2. Hiperemesis gravidarum

Hiperemesis gravidarum merupakan gejala muntah-muntah hebat yang biasanya dialami oleh ibu hamil. Jika cairan yang dikeluarkan cukup banyak dan asupan yang masuk kurang maka bisa menyebabkan dehidrasi. Oralit bisa digunakan untuk mengatasi masalah tersebut. Efek dari hiperemesis gravidarum bisa menyebabkan pusing, tekanan darah rendah, dan bahkan bisa sampai pingsan. Selain oralit, penderita bisa mengatasi masalah muntah-muntahnya dengan obat muntah seperti domperidon atau mediamer B6. Penderita juga perlu mengonsumsi makanan sehat seperti susu dan vitamin. Makanan yang dimakan sebaiknya dalam porsi kecil namun sering dimakan.

3. Terlalu keras berolahraga

Dehidrasi juga bisa disebabkan karena terlalu keras saat berolahraga. Saat berolahraga maka tubuh akan mengeluarkan energi dan keringat. Jika tidak diimbangi dengan minum air yang cukup maka bisa menyebabkan dehidrasi. Terkadang memang seseorang terlalu asyik saat berolahraga sehingga melupakan kondisi tubuhnya sendiri. Padahal ini cukup berbahaya jika sudah sampai dehidrasi atau pingsan. Berolahraga perlu diimbangi dengan asupan cairan yang sesuai sehingga tubuh tidak kekurangan cairan. Minuman elektrolit juga disarankan setelah melakukan olahraga berat untuk mengganti cairan tubuh.

4. Cuaca panas

Pada musim panas atau musim kemarau biasanya suhu udara akan lebih tinggi. Kita beberapa kali mendengar di beberapa negara bahwa banyak orang yang mengalami dehidrasi karena cuaca panas tersebut bahkan ada yang menyebabkan kematian. Pada saat cuaca panas, tubuh akan mudah kehilangan cairan tubuhnya sehingga harus terus mendapat asupan cairan yang cukup. Hindari terlalu sering berada di luar rumah yang panas. Anak-anak dan bayi juga perlu terus dipantau agar mereka tidak mengalami dehidrasi selama musim kemarau tersebut.

5. Anak dengan malnutrisi

Anak yang mengalami malnutrisi dapat mengalami gejala dehidrasi. Bagi anak yang malnutrisi tersebut oralit biasa kurang cocok karena mengandung terlalu banyak sodium dan terlalu sedikit potasium untuk anak-anak tersebut. ReSoMal atau Rehydration Solution for Malnutrition direkomendasikan untuk anak dengan malnutrisi. ReSoMal mengandung sedikit sodium dan lebih banyak potasium. Produk tersebut diproduksi oleh UNICEF dan produsen lain. Namun bagi anak malnutrisi yang mengalami diare makan oralit biasa yang mengandung sodium cukup lebih direkomendasikan bagi mereka.

Ada beberapa gejala dehidrasi yang perlu diperhatikan agar dapat segera diatasi, gejala tersebut antara lain:

  • Rasa haus yang meningkat
  • Mulut kering
  • Lemah
  • Pusing
  • Detak jantung menjadi lebih cepat
  • Bingung
  • Pingsan
  • Tidak dapat berkeringat
  • Berkurangnya air kencing

Warna air kencing juga bisa dijadikan indikasi dari dehidrasi. Jika urin terkonsentrasi dan berwarna kuning gelap maka mungkin mengalami dehidrasi.

Terapi yang Berhubungan dengan Oralit

Selain manfaat oralit seperti di atas, ada beberapa pengobatan atau terapi yang digunakan untuk mengatasi masalah dehidrasi. Terapi tersebut antara lain :

  • Zinc

Zinc merupakan bagian dari terapi rehydration. WHO merekomendasikan suplemen Zinc (10 sampai 20 mg) untuk sepuluh sampai empat belas hari untuk mengurangi durasi penyakit. Zinc dikemas dalam bentuk zinc sulfate solution, modified solution, dan dalam bentuk tablet.

  • Makan

Memberi maka orang yang menderita dehidrasi merupakan hal yang tepat dan akan mempercepat penyembuhan. Makanan dalam jumlah sedikit namun sering menjadi solusi untuk mengatasinya. Anak-anak perlu diberi makan setiap tiga atau empat jam. Ibu juga harus terus menyusui anaknya. Seorang anak yang mengalami diare akan memiliki nafsu maka saat dehidrasi tersebut disembuhkan. Anak-anak harus terus didorong untuk kembali makan secara normal secepat mungkin. Saat diare sudah disembuhkan, WHO merekomendasikan untuk memberikan anak tambahan makanan atau extra meal setiap hari dalam waktu dua minggu dan bisa lebih lama jika anak mengalami malnutrisi.

  • Antibiotik

WHO merekomendasikan bahwa anak-anak dengan malnutrisi harus menerima antibiotik seperti gentamicin dan ampicilin. Jika terserang kolera maka antibiotik juga diperlukan. Ini dapat mengurangi kehilangan karena diare sebanyak 50% dan mengurangi waktu diare sekitar 48 jam. Penggunaan antibiotik juga perlu diperhatikan agar dikonsumsi secara penuh.

Info seputar obat-obatan yang bermanfaat lainnya :

fbWhatsappTwitterLinkedIn