Madu telah dikenal sejak ribuan tahun yang lalu sebagai obat yang dapat menyembuhkan berbagai penyakit. Negara Yunani, Romawi, dan Mesir telah mengenal sifat pengobatan yang dimiliki madu sejak 384 SM, sebagaimana yang disebutkan oleh Aristoteles. Manfaat madu juga telah tercatat sejak lebih dari 1000 tahun yang lalu dalam kitab suci Al-Qur’an. Kandungan anti bakterial dan anti jamurnya banyak digunakan untuk menghambat pertumbuhan bakteri. Kandungan airnya yang lebih sedikit membuat bakteri dan jamur sulit untuk berkembang biak. Oleh karena itu madu banyak digunakan sebagai obat luar untuk mencegah infeksi kulit.
Artikel terkait:
- manfaat kunyit dan madu
- manfaat madu dan kayu manis
- manfaat madu manuka
- manfaat madu Al-Shifa
- manfaat madu hutan
Penelitian tentang manfaat madu telah banyak dilakukan. Jenis madu manuka, yang berasal dari nektar bunga manuka, menurut penelitian sangat bagus dalam memperbaiki jaringan kulit yang terluka atau terbakar. Madu dapat mengurangi pertumbuhan bakteri seperti Staphylococcus aureus. Bahkan sebelum ditemukannya penicillin, madu digunakan sebagai disinfektan luka pada kulit. madu juga mengandung enzim glukosa oksidase yang melepaskan sedikit hidrogen peroksida saat diaplikasikan pada kulit. Kandungan ini membantu membersihkan luka sekaligus meredakan peradangan pada kulit.
Artikel terkait:
- manfaat jeruk nipis dan madu
- manfaat madu untuk kesuburan
- manfaat madu untuk balita
- manfaat cuka apel dan madu
- manfaat lemon dan madu untuk batuk
Meskipun termasuk sebagai pemanis alami, ternyata madu aman dikonsumsi dalam jumlah sedikit oleh penderita diabetes. Diabetes adalah kondisi tubuh dimana kadar gula dalam darah terlalu tinggi. Kadar gula dalam darah biasanya dikontrol oleh hormon insulin. Saat gula ada dalam darah, hormon insulin memicu perombakannya dalam sel untuk diubah menjadi energi. Pada penderita diabetes, insulin tidak bekerja optimal atau bahkan tidak diproduksi tubuh. Sehingga penderita diabetes harus memperhatikan diet makanannya.
Diet menggunakan madu terbukti dapat lebih aman dikonsumsi dibandingkan dengan mengonsumsi gula tebu. Hasil penelitian tahun 2014 membandingkan efek glikemik dari gula tebu dan madu. Penelitian ini dilakukan pada Jinnah Medical College Hospital, Karachi dengan 97 pasien diabetes tipe 2 dengan membandingkan kadar gula setelah mengonsumsi 75 gram gula tebu, 30 gram madu, dan 75 gram madu setelah 2 jam. Hasilnya setelah 2 jam, konsumsi 75 gram gula memberikan peningkatan kadar gula sebesar 170 mg/dl, 30 gram madu memberikan peningkatan kadar gula sebesar 30 mg/dl dan 75 gram madu memberikan peningkatan kadar gula sebesar 85 mg/dl. Kesimpulannya, konsumsi madu dalam jumlah sedikit baik untuk diet diabetes.
Artikel terkait:
- manfaat jambu biji untuk diabetes
- manfaat mengkudu untuk diabetes
- manfaat daun jati untuk diabetes
- manfaat daun mangga untuk diabetes
- manfaat daun ceri untuk diabetes
Selain itu madu juga membantu penyembuhan luka pada penderita diabetes yang telah mengalami amputasi bagian tubuh karena diabetes. Penelitian tahun 2009 yang dilakukan pada Liaquat university of Medical and Health Science, Jamshoro menemukan bahwa pengaplikasian madu pada luka amputasi kaki pada penderita diabetes membantu mempercepat penyembuhan luka dan menurunkan resiko dilakukannya amputasi kembali.
Artikel terkait:
- manfaat telur untuk luka jahit
- manfaat rivanol
- manfaat daun ciplukan
- manfaat nanas kerang
- manfaat daun genjer
Sebagaimana uraian diatas manfaat madu sangat banyak untuk kesehatan, khususnya bagi penderita diabetes. Meskipun demikian konsumsi madu tidak boleh terlalu berlebihan. Bukan hanya untuk mengobati penyakit saja, madu dapat digunakan sebagai pencegahan. Konsumsi madu yang disarankan adalah satu sendok per hari untuk membantu tubuh menjaga kesehatannya. Semoga bermanfaat.