Melakukan puasa di hari kelahiran ini pada umumnya lebih popular dengan istilah puasa weton bagi orang Jawa. Secara keseluruhan tata cara puasa pada intinya adalah upaya keprihatinan yang dilakukan oleh seseorang dengan niat tertentu. Puasa hari kelahiran atau puasa weton itu sendiri merupakan sejenis puasa yang dilakukan pada saat hari kelahiran atau weton dari seseorang tersebut. Bagi orang yang tinggal di tanah Jawa tentunya ritual puasa weton ini tidak asing di telinga karena hingga saat inipun masih ada beberapa orang yang melaksanakannya. Bahkan pelaksanaan puasa weton atau hari kelahiran ini sering disalah artikan sebagai upaya keprihatinan yang dilakukan sebagai bentuk syarat untuk mendapatkan sesuatu yang bersifat duniawi semata.
Dalam ajaran islam, puasa hari kelahiran atau puasa weton memang tidak ada. Jenis puasa ini merupakan tradisi masyarakat kejawen pada masa lampau yang sekarang juga masih ada segelintir orang yang menjalankannya. Perlunya kita memahami esensi dari suatu amalan adalah hal wajib yang tidak boleh dilupakan. Untuk itu, sebaiknya kita menanamkan niat hanya untuk beribadah kepada Tuhan melalui puasa. Jangan sampai puasa yang dilakukan karena adanya tradisi menjadikan kita berharap kepada selain Tuhan atau bahkan meniatkan puasa tersebut sebagai upaya yang mengharapkan adanya timbal balik dari Tuhan kepada kita.
Esensi Puasa Hari Kelahran atau Puasa Weton
Jika kita bicara mengenai puasa, tentunya kita tidak sebatas membicarakan perpindahan jam untuk mengkonsumsi suatu makanan semata. Terlepas dari hal itu ternyata segala macam puasa, termasuk puasa weton merupakan sebuah upaya keprihatinan yang sangat baik bagi tubuh dari segi kesehatan. Tubuh akan mengalami proses detoksifikasi yakni proses pengeluaran racun dari dalam tubuh melalui jaringan kulit dalam bentuk keringat dan memalui sistem pencernaan.
Nabi Muhammad dahulu sering melakukan puasa di hari kamis dimana pada hari tersebut merupakan hari lahir beliau. Namun setelah dipahami lebih dalam, ternyata beliau berpuasa di hari senin dalam rangka hari tersebut merupakan hari lahirnya rosul dan turunnya wahyu yang pertama bukan sebuah puasa di hari lahir sebagai anak manusia. Jadi berpuasa di hari lahir rosullah yang disunahkan pada umatnya, bukan puasa di hari kelahiran.
Diatas telah kita ketahui esensi dari puasa hari kelahiran bukan? Jadi sebenarnya puasa apapun itu mempunyai manfaat yang bisa didapatkan secara lahir dan batin. Akan tetapi kita juga sebaiknya memperbaiki niat dari puasa yang kita laksanakan. Meskipun dalam syariat islam puasa di hari kelahiran tidak ada namun bagi kalangan orang yang tinggal di tanah jawa masih melaksanakan puasa tersebut sebagai upaya keprihatinan dalam hidup. Berikut ini beberapa manfaat puasa hari kelahiran :
1. Kesehatan Tubuh Semakin Membaik
Pada dasarnya puasa itu sendiri selain baik dari segi mental namun juga sangat baik bagi kesehatan tubuh. Puasa itu sendiri tidak sebatas menahan lapar bahkan perpindahan waktu makan semata. Namun mekanisme pencernaan tubuh juga dapat beristirahat sehingga lambung tidak berkerja secara terus menerus. Tentunya hal ini akan membuat kesehata tubuh menjadi lebih baik karena selama sistem pencernaan beristirahat maka organ tubuh lainnya pun akan mengalami jeda istirahat.
2. Membantu Proses Detoksifikasi
Ketika seseorang melakukan puasa, sebenarnya tubuh akan memulai untuk melakukan proses detoksifikasi sehingga racun yang terdapat didalam tubuh dapat dikeluarkan melalui keringat bahkan kotoran berupa urin. Dari sinilah kita bisa mengambil kesimpulan bahwa puasa memang sangat dianjurkan dari segi medis. Bahkan sebelum melakukan penanganan medis dimeja bedah, pasien diharuskan untuk melakukan puasa terlebih dahulu.
Solusi untuk detoksifikasi tubuh lainnya :
3. Sehat Secara Mental dan Pikiran
Jika sebelumunya telah kita bahas manfaat puasa dari segi medis atau dunia kesehatan maka kali ini kita akan mengetahui apa fungsi puasa bagi mental dan pikiran kita. Seseorang yang sering melakukan puasa, sebenarnya akan mempunyai pemikiran yang lebih matang dan dalam dibandingkan orang yang sangat jarang berpuasa. Hal ini karena kondisi mental dan pikiran kita ketika berpuasa akan mengalami penurunan emosi yang signifikan sehingga kita cenderung mampu menyelesaikan permasalahan dengan pemikiran yang lebih tenang.
4. Bermanfaat secara magis
Selain itu, puasa tidak terbatas pada peningkatan kesehatan secara fisik semata namun secara umum, puasa weton ini juga sangat baik bagi mental dan pikiran seseorang. Namun manfaat yang bersifat magis seperti pernyataan bahwa puasa merupakan upaya magis untuk mendekatkan diri pada hal-hal yang tidak bisa dijangkau dengan logika adalah salah satu argumen yang tidak sepenuhnya benar. Lebih tepatnya, puasa adalah suatu kegiatan yang dapat menjadikan seseorang mempunyai kepekaan lebih dalam terhadap makhluk-makhluk yang ada di muka bumi.
Info terkait aktivitas puasa lainnya :