Pada usia bayi, terdapat banyak penyakit yang berpotensi menyerang seperti tubercolosis (TBC), campak, polio atau tetanus. Itulah kenapa proses imunisasi dan pemberian vaksin pada bayi sangatlah dianjurkan yaitu untuk mencegah terjadinya penyakit berbahaya tersebut. Suatu penyakit yang tidak ditangani dengan segera dapat berakibat fatal dan semakin sulit proses penyembuhannya. Ada satu jenis penyakit yang sering terjadi pada bayi yaitu Hib (Haemophyllus influenza type B) yang dapat menyerang selaput otak, sehingga menjadi salah satu penyebab terjadinya meningitis pada bayi. Penyakit ini sangat berbahaya karena dapat menyebabkan kecacatan otak dan berujung pada kematian.
Pentingnya Vaksin Hib
Nah untuk mencegah penyebaran bakteri tersebut, itulah kenapa setiap bayi wajib menerima vaksin Hib saat usianya 2 bulan, 4 bulan dan 6 bulan atau pada bayi diatas 1 tahun pada usia 15 hingga 18 bulan. Biasanya vaksin Hib diberikan dalam bentuk injeksi di otot paha bayi. Kendala yang sering muncul adalah masih lemahnya kesadaran orang tua terhadap pentingnya pemberian vaksin jenis ini. Banyak orang tua yang hanya mengetahui vaksin campak, polio dan tetanus, namun mengabaikan vaksin Hib, padahal dampak yang bisa terjadi bisa lebih berbahaya. Hal ini wajar mengingat masih kurangnya penyuluhan yang diberikan Pemerintah kepada masyarakat, namun dalam beberapa tahun terakhir ini, vaksin Hib sudah mulai marak dilakukan.
Vaksin Hib sebenarnya dapat diberikan secara langsung dan bersamaan dengan vaksin DPT. Kombinasi dari berbagai vaksin ini dapat memberikan manfaat yang sangat banyak. Untuk masalah harga vaksin Hib saja dikenakan biaya sebesar Rp 180.000, sementara itu jika ditambah vaksin DPT maka biayanya bertambah menjadi Rp 395.000. Harga seperti itu tidak ada artinya dengan berbagai macam manfaat yang diperoleh, dimana 99 persen bayi akan terhindar dari berbagai penyakit berbahaya tersebut.
Berikut manfaat yang dapat dirasakan setelah pemberian vaksin Hib :
1. Penurunan Angka Kematian Bayi
Dapat menekan angka kematian yang disebabkan serangan bakteri Haemopyllus influenza type B tersebut. Dulu sebelum vaksin ditemukan, angka kematian bayi dengan usia dibawah 6 bulan sangatlah tinggi. Namun kini setelah vaksin diterima dan digunakan oleh masyarakat, tingkat kematian bayi menurun drastis.
2. Pencegahan Meningitis
Supaya bayi terhindar dari bahaya penyakit radang selaput otak yang tentunya akan sangat berbahaya bagi keselamatan jiwanya. Perlu diketahui jika seseorang sudah terkena meningitis maka peluang untuk sembuhnya cukup sulit, terlebih jika sudah stadium lanjut. Sehingga biaya yang dikeluarkan untuk vaksinisasi jauh lebih murah jika dibandingkan dengan biaya pengobatan terhadap penyakit yang ditimbulkannya.
3. Mengoptimalkan Pertumbuhan Bayi
Memastikan anak untuk tumbuh dan berkembang secara sehat, dengan pemberian manfaat imunisasi secara lengkap, khususnya vaksin Hib. Apa jadinya jika seorang bayi yang lahir secara sehat namun tidak diberikan imunisasi oleh orang tuanya, tentu saja abyi tersebut tetap beresiko tinggi terkena penyakit serius tersebut.
4. Pencegahan Infeksi Tulang
Untuk mencegah dampak lanjutan yang dapat ditimbulkan dari meningitis seperti infeksi tulang, infeksi paru paru dan infeksi organ tubuh lainnya. Jika seorang bayi positif terkena radang selaput otak maka tidak tertutup kemungkinan juga bisa terkena berbagai radang atau infeksi pada organ tubuh lain. Jika terjadi seperti demikian maka peluang sembuhnya akan semakin menipis, selain itu jikalau sembuh bisa terjadi kecacatan otak sehingga bayi tidak bisa berjalan.
Tata Cara Pemberian Vaksin Hib
Mengingat berbahayanya dampak yang dapat ditimbulkan akibat serangan bakteri Hib tersebut, membuat banyak ilmuwan berpikir untuk memulai langkah pencegahan secara dini daripada memulai pengobatan yang biayanya tentu saja lebih mahal dan hal inilah yang mendasari penciptaan vaksin Hib. Sekarang vaksin Hib sudah tersebar di banyak Negara, salah satunya Indonesia yang memasukkan vaksin Hib ke dalam daftar utama imunisasi yang wajib diberikan kepada setiap bayi dan balita.
Pemberian vaksin Hib tidak dapat dilakukan secara sembarangan, terdapat cara dan prosedur yang harus ditaati yaitu :
- Seperti pada bayi yang berusia 2 hingga 6 bulan harus menerima 3 dosis dengan jarak/ interval 1 bulan.
- Sementara itu pada bayi dengan usia 7 hingga 12 bulan dapat menerima vaksin 2 dosis dengan interval selama 1 bulan.
- Sedangkan untuk anak berusia 1 hingga 5 tahun, pemberian vaksin cukup 1 dosis saja dengan jarak pemberian selama 15 bulan.
Kasus Hib di Dunia
Hal ini harus dilakukan mengingat, Hib lebih sering menyerang bayi jika dibandingkan dengan anak-anak dengan presentase 26 persen menyerang bayi 2 hingga 6 bulan, 25 persen menyerang bayi dengan usia 7 hingga 12 bulan. Perlu diingat, manfaat vaksin Hib tidak bisa diberikan pada bayi yang berusia dibawah 2 bulan, karena pada usia tersebut antibody belum terbentuk. Usahakan pemberian vaksin dilakukan saat bayi berusia 2 bulan atau lebih sedikit.
Berdasarkan data yang pernah dirilis oleh Badan dunia WHO, bakteri Haemopyllus influenza type B telah menimbulkan korban jiwa sebanyak 368.000 dari berbagai Negara di seluruh dunia, terutama dari Negara berkembang yang banyak terdapat di Asia dan Afrika. Untuk itulah pemberian vaksin Hib mau tidak mau harus dilakukan.
Memang setiap vaksin pasti memiliki gejala efek samping, namun dengan semakin maju nya teknologi dan ilmu pengetahuan saat ini vaksin Hib semakin di sempurnakan. Efek samping vaksin dapat ditekan seminimal mungkin sehingga, rasa nyaman bayi tidak terganggu tanpa mengurangi manfaatnya.
Berikut ini sejumlah hal penting untuk bayi :