Hal-hal kecil ini dapat memberikan dampak nyata manfaat psikologi yang dirasakan pada diri sendiri, seperti berikut ini :
1. Pengenalan jati diri
Ilmu psikologi membantu remaja untuk mengetahui keadaan psikologi dirinya. Konsultasi psikologi membuka pemikiran remaja terkait dasar pengambilan keputusan serta pengenalan bentuk risiko yang ditanggung jika melakukan tindakan tertentu.
Mengenali diri sendiri misalnya dari cerita remaja, keluhannya sehingga seorang yang menjadi rekan berbagi mengetahui masalah remaja lebih dalam. Keterbukaan pendapat antara remaja dan pembimbing psikologi sangat diperlukan agar masalah remaja tersebut dapat diselesaikan dengan pendekatan yang benar.
Event :
Konsultasi psikologi remaja yang dibuka dan gratis dilakukan salah satu kampus negeri di Yogyakarta bertujuan membantu mengenali keluhan remaja yang datang berkonsultasi. Diskusi dan saling berbagi masalah remaja dalam konsultasi psikologi akan membantu mahasiswa menemukan bimbingan dan yang penting adalah mengenali dirinya.
2. Tahu Memanfaatkan teknologi
Tahu fungsi gadget tidak hanya soal menjalankan pengoperasian gadget melainkan tahu manfaat IT, tentang apa yang bisa didapatkan dari teknologi tersebut. Bimbingan psikologi bagi remaja juga bermanfaat dalam proses pengambilan keputusan seperti pembelian gadget/telepon genggam. Fungsinya adalah remaja tahu jenis teknologi yang sesuai dengan kebutuhan dan peruntukan untuk menunjang aktivitasnya.
3. Pilah-Pilih Teman
Memilih teman dalam hal ini adalah pandai mengenali karakter orang-orang disekitarnya. Remaja yang mendapat bimbingan psikologi akan peka dengan perilaku orang disekitar, watak orang-orang sehingga hanya berteman dengan orang-orang yang memiliki pikiran positif dan cenderung kreatif.
4. Tanggap Lingkungan
Seorang remaja selain peka dengan perilaku orang sekelilingnya, juga lebih peka dengan keadaan lingkungan tempat tinggalnya. Remaja seperti ini lebih cepat memberi respon masalah lingkungan dan kebersihan. Selain itu remaja yang stabil secara psikologi akan mudah berbaur dengan masyarakat untuk berpartisipasi memelihara lingkungan dan keamanan daerah tempat tinggal mereka. Salah satunya memahami manfaat penghijauan yang penting dilakukan, bermula dari tempat tinggalnya.
5. Tidak Narsistis
Seorang psikolog menganggap bahwa remaja yang senang narsis dan menggunakan tongkat selfie yang marak saat ini adalah orang-orang yang secara psikologi memiliki sedikit masalah. Remaja seperti ini dinilai tidak mampu menonjolkan potensi dirinya yang lebih positif, sebaliknya menganggap selfie dapat membantunya mengatasi keterpurukan karena susah bergaul. Ketika mencapai puncak kecanduan selfie, remaja bisa saja melakukan selfie dengan pose yang lebih berani, memperlihatkan bagian tubuh tertentu.
Berbeda kondisinya dengan remaja yang paham fungsi teknologi, tentu lebih cermat menggunakan gadget dan fungsinya. Remaja seperti ini lebih tenang dan tidak terpengaruh dalam melakukan selfie yang berlebihan. Remaja yang psikologinya lebih baik tahu apa yang perlu ditonjolkan seperti kreativitas dan hasil karya di bidang pengetahuan maupun seni.
6. Pengontrolan Emosi
Seseorang yang psikologinya lebih baik tentu mampu mengontrol dirinya dengan lebih baik. Remaja seperti ini tidak akan mudah terpancing berkata-kata buruk di media sosial seperti twitter atau facebook. Tentu saja hal tersebut juga bukanlah manfaat sosial media sesungguhnya.
Kasus penghinaan kota Yogyakarta yang disampaikan melalui akun Path seorang mahasisi S2 di Yogyakarta tahun 2014 silam telah menggemparkan warga Yogyakarta kala itu.
7. Ketenangan Berfikir
Manfaat psikologi berguna dalam menciptakan ketenangan berfikir. Biasanya remaja ini tidak mudah terpancing isu untuk melakukan pengrusakan atau konvoi bermotor di jalan seperti yang sedang tren dilakukan remaja SMA di kota Yaogyakarta. Ketenangan berfikir ini juga bermanfaat mencegah remaja melakukan tindakan anarkis seperti melakukan kekerasan antar sekolah atau bertindak brutal.
Untuk mendapatkan ketenangan dalam berfikir, banyak hal yang dapat dilakukan. Contohnya saja manfaat bermain gitar yang bisa membuat pikiran santai dan lebih senang.
8. Mudah bergaul
Ilmu Psikologi juga membantu remaja yang susah bergaul menjadi lebih mudah bergaul dan menjadi pribadi yang disenangi banyak orang. Karakter remaja seperti ini disenangi orang sekelilingnya karena ketenangan berfikir dan tidak lekas emosi. Pada kondisi tertentu, remaja ini akan dipercaya untuk memegang tanggung jawab lebih di sekolah seperti ketua kelas atau ketua OSIS.
Ada banyak cara sosialisasi diri yang positif seperti yang terdapat pada manfaat bermain piano. Hal tersebut pastilah sangat membanggakan diri sendiri , karena tidak semua orang bisa melakukannya.
9. Aktif dan Kreatif
Manfaat psikologi juga membantu remaja menemukan minat dan memudahkan remaja melakukan hal-hal positif lainnya. Remaja seperti ini memilih melakukan kreativitas dan berkarya agar lebih produktif setiap hari. Produktivitas dan kesibukan seperti ini menjauhkan remaja dari pikiran negatif atau kebosanan yang biasanya berujung pada keadaan frustasi dan salah bergaul.
10. Penuh Rasa Tanggung Jawab
Melalui ilmu Psikologi, remaja akan terbiasa melakukan tanggung jawab besar dalam kehidupan sehari-hari. Remaja tahu bagaimana menyelesaikan masalah dengan tenang, tidak mudah panik dan selalu berfikir positif. Ketenangan berfikir remaja-remaja ini memudahkan dirinya menyelesaikan masalah dan mengatasi tanggung jawab secara kelompok maupun komunitas.
Pentingnya Pemahaman Ilmu Psikologi
Kasus pembunuhan seorang remaja di Jakarta setahun yang lalu (2014) oleh temannya sendiri menujukkan pentingnya peran psikologi untuk mencegah perilaku remaja yang semakin brutal. Psikologi adalah ilmu yang berkaitan dengan kondisi psikis seseorang sehingga tindakan hasil dari keputusan pribadi dinilai karena pengaruh psikologi.
Neila Ramdhani selaku dosen Psikologi UGM mengkaji penelitian psikologi remaja beberapa tahun silam. Menurutnya, “pengaruh gadget dan perkembangan media sosial saat ini mempengaruhi psikologi seorang remaja” Contohnya, adalah kepemilikan akun sosial media seperi facebook, dan akun chating yang disediakan berbagai produk gadget. Akun-akun media sosial menjadi ajang unjuk diri bagi remaja-remaja yang secara psikologi terhitung masih labil. Kepemilikan akun, keaktifan di sosial media menuntut remaja ingin memiliki berbagai jenis gadget yang mendukung ketenaran mereka.
[/tab]
Bahaya Media Sosial di Mata Psikologi
Salah satu hal yang sedang gencar diberitakan mengenai fenomena media sosial. Melalui media sosial berbagai perkembangan tren gaya hidup remaja semakin gencar dan mudah untuk diakses. Akibatnya pergaulan bebas, pacaran diusia dini menjadi hal yang lumrah dan terkesan vulgar. Video perbuatan tidak senonoh seorang siswa siswi SMP di Jakarta misalnya, menjadi bukti nyata bahwa gadget dan psikologi remaja sangat berkaitan erat membentuk perilaku dan cara pandang setiap remaja.
Generasi era media sosial seperti sekarang oleh Joel Stein dalam artikel majalah TIME (diulas kembali dalam artikel Fandi Sido) menjelaskan bahwa generasi milenium ini memiliki ciri-ciri pemalas narsis dan penuh gengsi. Generasi milenial ini ditandai menjadikan media sosial sebagai senjata untuk membentuk jaringan sosial narsistis.