Meranti adalah kayu serbaguna yang banyak digunakan untuk aplikasi dekoratif termasuk furniture, finishing interior, panel, cetakan, skirting & architrave. Kayu Meranti merupakan salah satu jenis tanaman khas daerah tropis yang cukup terkenal. Pohon meranti dapat tumbuh di dataran rendah maupun di hutan hujan seperti Sumatra, Kalimantan, Maluku, dan Sulawesi. Namun, Kalimantan merupakan penghasil kayu meranti dengan kualitas terbaik di Indonesia, sehingga meranti sering disebut sebagai kayu Kalimantan.
Ciri-ciri kayu meranti
- Meranti memiliki tinggi berkisar antara 30,40, hingga 70 meter
- Batang lurus dan bulat
- Batang bebas dari cabang 20 sampai 30 meter
- Diameter pohon berkisar 50, 100, hingga 450 meter
- Terdapat alur dalam atau dangkal berwarna terang, gelap, kadang-kadang berwarna coklat kemerahan.
- Meranti memiliki daya tahan yang relatif baik
- Struktur yang agak kasar
- Kepadatan kayu rata-rata 630 kg/ m3
- Mengandung pigmen yang larut dalam air
- Pada umumnya mengalami masa berbunga dan berbuah 4 sampai 7 tahun sekali
- Termasuk jenis kayu yang keras dengan bobot rendah, sedang, hingga berat.
Berbagai macam jenis kayu memang kerap digunakan sebagai bahan baku bangunan, termasuk pula manfaat kayu meranti seperti berikut ini :
1. Bahan furniture indoor maupun outdoor
Pohon meranti menghasilkan kayu yang keras dengan kualitas tinggi. Kayu jenis ini biasanya dijadikan sebagai bahan dasar untuk membuat meja, kursi, peti perhiasan, maupun aneka cenderamata lainnya. Hal ini menjadikan jenis kayu ini, memiliki nilai jual yang ekonomis.
2. Bahan konstruksi bangunan
Tekstur keras dan memiliki ketahanan yang lama, menjadikan manfaat kayu meranti ini sebagai salah satu jenis kayu yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan konstruksi bangunan. Seperti untuk pembuatan parket lantai, tangga handrail, pintu, maupun jendela.
3. Bahan pembuat kertas
Selain berfungsi untuk konstruksi bangunan, manfaat hutan yang menghasilkan kayu meranti juga dapat dijadikan bubur kayu sebagai bahan dasar pembuatan kertas.
4. Fungsi ekologi
Pohon meranti biasanya dimanfaatkan oleh beberapa macam satwa seperti burung-burung, sebagai tempat bersarang.
5. Mengurangi dampak erosi
Sama seperti fungsi ekosistem flora lainnya, meranti juga berfungsi untuk membantu mencegah terjadinya erosi (terkikisnya lapisan tanah akibat terjangan air). Hal ini tentu saja merupakan sebuah bencana bagi manusia dan juga ekologi lainnya. Untuk itu sangatlah perlu diperhatikan untuk tidak menghabiskan ekosistem hutan maupun pepohonan di sekitar kita.
6. Membantu menyuburkan tanah
Dekomposisi daun-daun meranti yang telah gugur serta perkembangan mikoriza seperti manfaat cacing tanah dari kayu meranti yang telah lapuk, sangat membantu kesuburan tanah daerah sekitar.
7. Menjaga sumber air
Seperti kita ketahui bahwa manfaat air merupakan sumber kehidupan makhluk hidup di bumi ini. Tanpa air, semua makhluk bisa mati kehausan. Karena air menjadi elemen penting dalam kehidupan, seharusnyalah kita menjaga dan melestarikan sumber-sumbernya. Salah satunya adalah dengan tidak sembarangan menebang pohon-pohon yang mampu menjaga serta meningkatkan sumber kehidupan ini,.
8. Bahan kosmetik, sabun, obat-obatan, dan makanan olahan
Tengkawang, sejenis buah yang dihasilkan oleh beberapa spesies shorea dapat digunakan sebagai bahan dasar pembuatan kosmetik dan makanan. Biji dari Shorea mengandung lemak sekitar 40% hingga 60%, serta kandungan protein sekitar 5% hingga 6%. Dalam industri makanan, kandungan tersebut dipergunakan untuk menggantikan mentega coklat. Selain itu tengkawang juga dapat digunakan sebagai bahan untuk pembuatan sabun dan obat-obatan.
Jenis Kayu Meranti
Kayu meranti atau sering disebut mahoni philiphina, yang merupakan sejenis kayu pertukangan yang termasuk dalam genus shorea dan famili dipterocarpaceae. Istilah Meranti berlaku untuk salah satu dari sejumlah besar spesies Shorea, yang merupakan genus kayu yang dominan di Malaysia, Indonesia, Filipina dan Thailand. Meranti merupakan sejenis kayu yang ringan, dengan batang berwarna merah muda, coklat muda dengan gubal sebagai varian ringan, dan biasanya dengan semburat abu-abu. Teksturnya kasar, tapi dengan biji-bijian yang saling bertautan.
Terdapat 3 jenis kayu meranti yang banyak diketahui, yaitu :
Meranti merah
Meranti merah sering disebut sebagai Red Lauan. Kayu dalam genus Shorea ini sangat umum digunakan di Asia tenggara, dan ada banyak variasi antara spesies Perbedaan. Warna untuk jenis meranti ini adalah cenderung gelap kemerahan maupun coklat keunguan dengan adanya garis-garis putih resin. Ia memiliki tekstur kasar dengan grain lurus atau saling bertautan. Daerah akar memiliki resistensi yang tahan lama terhadap pembusukan, tetapi rentan terhadap serangan serangga.
Meranti merah umumnya bisa tumbuh dimanapun, kecuali pada lahan dengan kontur liat. Tanaman ini bisa tumbuh berpencar dan hidup bercampur dengan jenis tanaman lain di ketinggian antara 0 hingga 800 m dpl. Meranti merah memiliki siklus berbunga dan berbuah sepanjang tahun.
[/tab]
Meranti putih
Meranti putih memiliki permukaan kayu yang agak licin dengan tekstur agak kasar tetapi lebih halus daripada meranti merah dan sedikit keras dengan tingkat pengerjaan agak sulit dan sering menumpulkan alat. Hal ini dikarenakan meranti putih banyak mengandung silika. Meranti putih memiliki serat lurus, bergelombang, maupun terpadu.
Manfaat kayu meranti putih sendiri biasanya digunakan untuk plywood, peti, korek api, maupun untuk alas sepatu Jenis kayu ini banyak dijumpai di hutan hujan tropis dengan tipe curah hujan A dan B. Jenis ini tumbuh pada tanah Latosol, podsolik merah-kuning dan podsolik kuning pada ketinggian hingga 1.000 m dpl seperti di pulau Kalimantan, Sumatera, dan Maluku.
[/tab]
Meranti Kuning
Meranti jenis ini biasanya berwarna kuning kecoklatan, pada saat usia kayu ini telah tua, maka bisa berwarna gelap. Memiliki tekstur kasar dengan pori-pori besar. Meranti kuning termasuk jenis kayu yang tidak memiliki daya tahan lama atau bisa dibilang membusuk. Selain itu, juga rentan terhadap serangan serangga. Sama dengan jenis meranti putih, meranti kuning juga mengandung silika yang membuat proses pengerjaannya sedikit sulit dan bisa menumpulkan alat kerja.
Jenis kayu meranti yang masuk dalam genus shorea bisa menimbulkan gangguan pada mata, tenggorokan, maupun alergi pada kulit. Jenis Shorea terdaftar sebagai jenis species yang terancam punah, karena terjadi penurunan populasi hingga lebih dari 80% dalam tiga generasi terakhir. Hal ini disebabkan oleh penurunan alami, dan eksploitasi. Meranti kuning bisa digunakan untuk plywood, furniture interior, maupun konstruksi bangunan.
Ancaman Kepunahan Hutan Meranti
Sekarang ini, banyak sekali kita temui pembukaan lahan baru yang dimanfaatkan untuk pengembangan perkebunan kelapa sawit, seperti di Kalimantan, Sumatra, dan Sulawesi. Pembukaan lahan tersebut dilakukan dengan cara menebang hutan yang menjadi ekosistem bagi berbagai jenis flora dan fauna seperti pohon meranti dan beberapa ekosistem lainnya. Hal tersebut mengakibatkan kepunahan pada ekosistem-ekosistem tersebut.
Untuk itu salah satu upaya untuk menanggulangi, khususnya kepunahan meranti makan dilakukan berbagai upaya seperti penanaman pohon meranti di sela-sela pohon sawit. Selain demi kepentingan penyelamatan jenis meranti dan menipisnya lahan hutan, hal itu juga bertujuan untuk mengembalikan fungsi kawasan resapan. Hal ini juga dapat memberikan nilai ekonomis tambahan bagi para petani. Dengan menanam meranti, penduduk sekitar bisa memperoleh pendapatan masyarakat dan menjadi tabungan untuk masa depan mereka nantinya.